Kamis, 29 Oktober 2009

GELIATKAN KEMBALI SEMANGAT DAKWAH ORGANISASI

Bismillah...
Rekan HIMI Persis Sukabumi yang dirahmati Allah...
Ayo... geliatkan kembali semangat dakwah kita... Demi cita-cita jihad yang dimiliki... Jangan berhenti sampai disini... Sukseskan seluruh program yang mulai direncanakan... Sukseskan KABAH yang sebentar lagi kita laksanakan sebagai salah satu langkah kita memulai menapaki perjuangan ini...
Salam Perjuangan...
Keep Istiqomah...

Rabu, 07 Januari 2009

AKSI UNTUK MENDUKUNG PALESTINA

Alhamdulillah PJM HIMI Persis Sukabumi turut serta dalam aksi untuk mendukung Palestina bersama berbagai ormas islam dan beberapa elemen mahasiswa. aksi ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Januari 2009 dengan rute start dari Kampus Pasim melalui Jl Bhayangkara ke gedung DPRD dilanjutkan ke Masjid Agung untuk melaksanakan shalat ghaib. disamping aksi untuk menyerukan agar Israel segera mundur dari negeri Palestina, kami pun ikut menggalang dana untuk warga Palestina yang menjadi korban kebiadaban Israel la'natulloh. semoga apa yang kita lakukan dapat sedikit meringankan beban warga Palestina dan semoga Allah menghancurkan pasukan Israel la'natulloh.

Selasa, 06 Januari 2009

JANGAN DIAM, AYO BERGERAK!!!!

manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupannya, ia tak kan mampu hidup sendiri, ia memerlukan pihak-pihak lain untuk memenuhi segala kebutuhannya juga untuk mengisi hari-harinya. Hal seperti ini merupakan fitrah kemanusiaan. Membutuhkan orang lain sebagai tempat untuk berinteraksi menunjukkan eksistensi diri.
Dalam keadaan seperti ini, manusia dituntut untuk senantiasa bergerak mau tidak mau, suka atau tak suka, agar segala kebutuhannya (baik fisik, jiwa maupun kebutuhan sosialnya) dapat terpenuhi. Manusia yang diam merupakan manusia yang serba kekurangan. Bergerak dalam hal ini bukan hanya aktivitas keseharian biasanya saja, namun bergerak merupakan sebuah upaya manusia mengisi hari-harinya dengan karya, inovasi, perjuangan dan amalan yang tentunya sesuai dengan aturan Sang Pencipta, Allah SWT.
Manusia yang tak bergerak, tak berkarya, berinovasi, berjuang bahkan beramal, secara perlahan ia akan merasa dirinya hampa.
Bumi ini luas, banyak peluang dan kesempatan untuk bergerak, menghasilkan karya, mengembangkan potensi diri dalam berinovasiserta berjuang untuk meraih cita-cita tertinggi yaitu meraih ridlo-Nya. Salah satu peluang untuk melakukan hal-hal tersebut ada pada sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi, seseorang akan bertemu dengan orang-orang yang tentunya berbeda karakter, berbeda latar belakang, dan berbeda pemikiran. Namun, disinilah seseorang akan mampu belajar mengenali dirinya, mengenali karakter orang lain, sehingga pada akhirnya ia mampu melihat potensi yang dimilikinya untuk menghasilkan sebuah karya.
Ikhwan wa akhwat fillah yang mungkin kebetulan membaca coretan ini, khususnya akhwat PJM HIMI Persis Sukabumi, ingatlah jangan jadikan hidup kita hampa tanpa karya, dimanapun kita berada, apapun yang bisa kita lakukan, lakukanlah. Khususnya, apa yang dapat kita lakukan untuk PJM HIMI Persis Sukabumi, maka lakukanlah.
Semoga coretan singkat ini dapat menggugah hati yang sedang tidur, membangkitkan jiwa yang sedang hampa, ah pokoknya moga bermanfaat deh…..

Jumat, 02 Januari 2009

Cintai Bunda, Yuk!

(24 Dzulhijjah 1429 H/22 Desember 2008)

Keisha (bukan nama sebenarnya) sebel banget ama bundanya. Gimana nggak sebel coba, bunda nyita hape kesayangan Kei. Gara-garanya, duit jajan jatah sebulan ternyata abis cuma buat beli pulsa terus uang SPP ditilep juga supaya tetep bisa jajan. Udahlah hape disita, bunda nyap-nyap tekdung tralala ngomelin Keisha. Keisha pun ngambek en ogah teguran ama bundanya.

Beda lagi ama Rio (lagi-lagi bukan nama sebenarnya nih). Doi seneng banget ngegodain cewek, hobinya ngelaba bahkan kadang lebih dari itu (waoow... maksudnya?). Ya sampe seks bebas gitu deh. Bundanya Rio ampe dibikin pusing tujuh keliling waktu ada cewek yang dateng dikawal kedua ortunya minta pertanggungjawaban Rio. Bundanya Rio ampe shock banget deh. Ampe pusing kok sampe punya anak lelaki kayak begitu. Emang salah apa ya waktu mengandung Rio? Perasaan nggak ada ngidam yang aneh-aneh deh... kayak minta ketemu ama Ariel ’Peterpan’ gitu (Heh? Kapan lahirnya kalo ngidam minta ketemu Ariel?)

Kalo Rini (ini nama adeknya temen saya. Pinjem namanya ya, Rin !). Dia minder alias rendah diri berhubung bundanya cuma dagang sayur-mayur plus ikan basah dengan buka warung di depan rumah. ”Gengsi dong punya bunda kok karirnya dagang sayur ... ”, gitu batin Rini. Jadi kalo bundanya ada repot terus Rini dimintain bantuan buat jaga warung dan melayani pembeli pasti ada aja alesannya. Sakit perutlah, kerja kelompoklah, ada kegiatan ekskul lah. Segambreng deh alesannya, demi gengsi gitu. Yee..masih untung Rin, bundanya jualan sayur-mayur coba kalo jualan narkoba, baru deh boleh gengsi!

Nah, tragis lagi nasib Nina (maaf, bukan nama sebenarnya juga tuh). Usut punya usut ternyata doi ditinggal sang bunda begitu aja dalem sebuah kardus di emperan jalan. Beruntung ada yang bersimpati kepada Nina dan mengasuhnya sebagai anak. Sampai sekarang Nina geram banget kalo liat juga baca berita-berita tentang bayi yang dibuang oleh ortu mereka. Nina geram ama bundanya yang udah tega banget ngebuang dia di emperan jalan. Apa Nina harus ngehormatin bundanya itu?

Bunda juga manusia
Nah, trus gimana kalo kitanya udah ’kurang ajar’ ma bunda kita? Kayak kasusnya Keisha en Rio, yang bikin kesel dan sedih bundanya dari ujung kepala ampe ujung kaki. Kalo udah sadar tuh perbuatan salah ya cepetan minta ampun deh ama bunda dan bertobat ama Allah. Jangan diulangin lagi tuh. Kasian bunda, bisa jantungan beliau bahkan bisa-bisa stress akibat nanggung malu karena kita sebagai anaknya udah bikin malu keluarga. Bunda kan juga manusia, pren...

Coba deh elo perhatiin firman Allah Swt. (yang artinya): ”Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun...” (QS Lukman [31]: 14)

BTW, jangan gengsian juga lho. Itu tuh kayak si Rini. Nyesel punya bunda yang dia pikir kerjaannya nggak sekeren bunda-bunda yang laen. Ampyun deeeh!
Ini nih sekadar ngingetin lewat lagu:
”Ada surga di telapak kakimu
Betapa besar arti dirimu
Buka pintu maafmu
Saat kulukai hatimu”

Dengan syahdu Gita Gutawa nyanyiin tuh lagu buat bundanya. Ayo, yang dengerin nih lagu pasti nggak kerasa bakal netesin air mata saking terharunya (ane juga euy!).

Hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ahmad pun bunyinya sama tuh. Beliau mengatakan kalo ”Surga berada di bawah telapak kaki ibu”.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a: “Telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah saw. lalu bertanya: ‘Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku layani dengan sebaik mungkin?’ Rasulullah saw. bersabda: ‘Ibumu’. Beliau bertanya lagi: ‘Kemudian siapa?’ Rasulullah saw. bersabda: ‘Kemudian ibumu’. Beliau terus bertanya: ‘Kemudian siapa?’ Rasulullah saw bersabda: ‘Kemudian ibumu’. Beliau terus bertanya: ‘Kemudian siapa?’ Rasulullah saw. bersabda: ‘Kemudian ayahmu’ “ (HR Bukhari dalam Kitab Etika, hadis no. 5514)

Kalo sampe kayak bundanya Nina gimana? Itu tuh yang tega ngebuang anaknya sendiri? Atau sampai ngelakuin tindakan aborsi? Dunia emang dicekam ama yang namanya sekulerisme, materialistik, permisifisme ama hedonisme. Pernah denger ada bunda yang tega ngejual anak gadisnya? Ato ngejual bayinya? So gals, bunda yang tega nian kayak gitu sebenernya korban sekulerisme. Nggak mikirin lagi azab Allah, mikirnya cuma gimana supaya bisa hidup enak di dunia. Alasan pun dilempar begitu tertangkap basah ma aparat, ”Kasian ama anak. Entar mo dikasih makan apa berhubung ibu-bapaknya miskin nggak punya apa-apa?” Nah, kalo udah urusannya kayak begini pemerintah kudu tanggap dong, masa’ rakyatnya dibiarin jual anak mulai dari yang bayi ampe yang gadis buat menuhin nafkah anak dan keluarga? Halah!

Bro en Sis, kenal ama Sa’ad bin Abi Waqash r.a? Nah, beliau itu sahabat Rasulullah saw. yang bundanya bukan seorang muslimah. Bundanya itu ngambek berat dan ngelakuin aksi mogok makan-minum selama 3 hari demi memprotes keIslaman Sa’ad. Apa tindakan Sa’ad ngeliat bundanya ngambek begitu? Apa ikutan ngambek juga? Banting pintu rumah terus cabut nggka pulang-pulang lagi? Eh, nggak gitu ternyata sodara-sodara! Sa’ad dengan kalemnya (tapi tegas loh!) nanggepin aksi ngambek bundanya itu.

Dalam kitab al-'Isyrah, Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang sampai kepada Sa'ad bin Malik, dia berkata: "Dahulu aku seorang laki-laki yang berbakti kepada ibuku. Setelah masuk Islam, ibuku berkata: "Hai Sa'ad! Apa yang kulihat padamu telah mengubahmu, kamu harus meninggalkan agamamu ini atau aku tidak akan makan dan minum hingga aku mati, lalu kamu dipermalukan karenanya dan dikatakan: Hai pembunuh ibu!" Aku menjawab: "Hai Ibu! Jangan lakukan itu". Sungguh dia tidak makan, sehingga dia menjadi letih. Tindakannya berlanjut hingga tiga hari, sehingga tubuhnya menjadi letih sekali. Setelah aku melihatnya demikian aku berkata: "Hai Ibuku! Ketahuilah, demi Allah, jika kamu punya seratus nyawa, lalu kamu menghembuskannya satu demi satu maka aku tidak akan meninggalkan agamaku ini karena apapun. Engkau dapat makan maupun tidak sesuai dengan kehendakmu” (Tafsir Ibnu Katsir III/791)

Cool banget yah tindakannya Sa’ad! Tapi emang bener kok, bunda juga manusia. Pastinya bunda pernah dan masih bisa berbuat salah. Baik kepada Allah, kepada suami juga kepada anak-anaknya. Tapi nggak seharusnya kan kalo berbuat kasar bahkan emoh nganggap bunda sebagai bunda kita lagi gara-gara semua perbuatan salahnya bunda.

Allah Swt. berfirman (yang artinya): ”Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kembali kepada-Ku...” (QS Lukman [31]: 15)

Tapi bukan berarti bunda dianggap fine-fine aja kalo ternyata doi lebih demen ngerumpi sambil belanja sayur-mayur, terus asyik ama beraneka-ragam agenda arisan dari hulu ke hilir (emang sungai, Non?), juga sibuk ama kerjaannya di kantor demi aktualisasi diri (cieee bahasanya..), workaholic gicu deh--biar dikata gelar sarjana nggak nganggur di pojok nama aja. Ya, akhirnya urusan rumah tangga jadi nggak keurus deh.

Terus gimana dong? Pelan-pelan, bunda dinasihatin yuuk. Bunda dikasih nasihat? Emang bisa? Ya iyalah bisa, dong! Tapi dengan cara yang baek alias ma’ruf. Supaya bunda sadar dan siap nih dengan hadis ini: ”Seorang perempuan adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas rumah suaminya dan anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya (HR Muslim)

So gals, sebenernya menjadi bunda sangat dimuliakan dalam Islam. Suer deh! Buktinya aja, ampe ada surga di telapak kakinya! Terus, Rasulullah saw. aja mengutamakan bunda sebagai tempat anak untuk berbakti kepada kedua ortunya (sampe diulang tiga kali, baru deh ayahnya). Jangan ragu deh memuliakan bunda, oke?

Ayo muliakan bunda!
Sekesel dan sebenci apa pun kita ama bunda, tapi dia tetap bunda kita. Kalo emang dia berbuat salah, kita masih punya kesempatan buat mencintai dia setulus hati. Mencintai kan nggak cukup dengan perkataan manis aja tapi kudu diwujudkan dalam perbuatan yang positif (cie.. ehm ehm..gubraksss!).

Memuliakan bunda nggak harus kasih beliau duit banyak, rumah gede, baju bagus, emas permata, sungai, pulau (wedeh.. segitunya!). Kasian, entar bunda jadi matre tuh! Wujud cinta ama Bunda bisa bantuin beliau di kala beliau perlu bantuan, doakan segala kebaikan untuknya, mampu nunjukin prestasi yang bisa bikin beliau bangga, hormati beliau en jangan sampe bikin perasaannya terluka (karna obat merah pun nggak mampu ngobatin hati bunda yang terluka, gals!). Nah, itu semua ane yakin bisa bikin bunda bahagia banget dan merasa dimuliakan oleh buah hatinya yang tercinta.

Supaya hak terkaget-kaget nantinya, kita juga kudu siap-siap neh, suatu saat pastinya kita bakal jadi bunda juga. Menjadi bunda yang dimuliakan dan jadi teladan bagi anak-anaknya tentu jadi cita-cita. So, kudu disiapin mulai sekarang tuh! Sekarang nih? Merit juga belon ... (yee protes aja tuh!). Lagian, kalo udah ujan masa’ iya baru cari-cari payung keliling kota? Keburu basah kuyup, dong! Gitu juga kalo jadi bunda, Non! Kalo nggak sekarang nyiapinnya, terus kapan lagi? Iya nggak sih?

Berhubung belon ada kurikulumnya neh di sekolahan gimana menjadi bunda yang smart en shalihah (pemerintah belum nyiapin yah?), jadi cari-cari info sendiri deh ya. Tenang! Sini, ane kasih tau bocorannya. Perhatiin baik-baik yaaa:

  1. Jangan gengsi belajar Islam. Harus, wajib dan kudu tuh! Gimana mau jadi bunda yang shalihah kalo males mengkaji Islam? Karena menjadi bunda yang shalihah dan teladan--baik di keluarga maupun di masyarakat ya kudu mantep keimanannya dalam ngejalanin perintah Allah dan RasulNya. Walaupun nggak ada manusia yang sempurna dan bunda juga manusia jadi jangan putus asa untuk terus belajar Islam. Why? Karena dalam mempelajari Islam yang penting tuh adalah berusaha ngamalin ilmu setelah dapetin teorinya, gitu.

  2. Pahami kewajiban bunda dalam Islam. Nah, kewajiban bunda adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga or bahasa kerennya nih ummu wa rabbatul bayt. Menjadi bunda nggak sekadar ngurus rumah tangga aja tapi juga mendidik anak-anaknya plus memberikan yang terbaik untuk keluarga (kayak iklan di mana ya?). Menjadi bunda tuh nggak gampang loh! Bayangin aja, kudu ngurus anak-anak, mendidik mereka, melayani keperluan rumah tangga terus ngatur uang belanja (belum lagi kalo kudu bantu ayah kita untuk cari nafkah alias berkarir) sampe nyiapin menu keluarga yang halal en sehat. Waow! Nah, kalau pun belum jadi bunda udah belajar ngelakuin ini semua pasti deh entar nggak kaget lagi kalo udah berkeluarga. Udah gape sih!

  3. Jadilah sahabat bagi bunda. Kalo ama bunda rasanya risih buat curhat, ayo mulai sekarang jadikan bundamu sebagai sahabat. Nggak mau kan kalo pas jadi bunda nanti ternyata dijauhin ama sang buah hati karena ngerasa nggak sip kalo temenan ama bunda. Igh.. jangan sampe deh! Kalo selama ini serasa ada jarak yang membentang (ceilee..) antara kita dan bunda, udah seharusnya kita pendekin tuh jarak. Lumerin aja kebekuan sikap antara kita dan dia. Jangan gengsi! So, mulai sekarang jangan malu temenin bunda belanja ke pasar buat keperluan di rumah, bantuin segala kerjaan rumah tangga, saling curhat bareng, shalat fardhu berjamaah, nonton tivi bareng, jalan-kalan bareng. Kebayang kan ramenya? Apa lagi kalo bareng ama orang-orang se-RT, pasti rame dan seru deh! Cuma siapa yang ngongkosin tuh? Hehehe... Nah, kalo dah deket kayak gitu nggak ada lagi tuh Me vs Mom, tapi Me luvs Mom.

  4. Jangan lupa, peran bunda nggak melulu di dalam rumah loh. Bunda sebagai muslimah juga punya peran penting di publik tuh! Bunda boleh aja berkarir, gaul ama para tetangga juga masyarakat luas, berorganisasi, bahkan terjun dalam medan politik! Yang penting nggak sampe melalaikan tanggung jawabnya ngurus rumah tangga en aktivitas bunda juga jangan sampe ngelanggar aturan ilahi. Diatur-atur aja. Meski yang utama adalah ngurus rumah, Sis!

  5. Jangan gengsi baca-baca buku or artikel masalah kewanitaan, rumah tangga, anak, kuliner, pendidikan anak usia dini, dll. Pas liburan sekolah boleh tuh buat ambil kursus masak misalnya, ikutan seminar parenting Islami–supaya ngerti gimana ngurus anak dengan benar en baik-, or jadi sukarelawan ngasuh bayi or anak dari sodara, tetangga or temen kita supaya ngerti gimana caranya mengasuh anak. Ikutan hal-hal beginian kan nggak perlu nunggu lulus sekolah? Sebab, justru bakal bikin kita siap buat jadi bunda dan juga bisa buat bekal dalam milih karir yang aman supaya rumah tangga nantinya nggak terlalaikan.

  6. Sabar. Jadi bunda kudu banyak bersabar. So, latihan deh mulai sekarang gimana supaya bisa jadi bunda yang baik tapi tegas dalam mendidik anak-anak. Jangan ampe deh jadi bunda yang sampe tega menganiaya anaknya. Hiii..syereeem.

So gals, jangan pernah deh nyepelein bunda. Walaupun bunda tuh (hehehe...) cerewet, protektif, perfeksionis, atau mungkin otoriter bahkan ada yang hobinya ngomeeeel aja, tapi bukan berarti dia nggak sayang ama kita. Dia tetep bunda kita loh! Cintai bunda kita, muliakan dia dan bertekadlah untuk nyiapin diri mulai detik ini juga supaya bisa jadi bunda yang shalihah, smart dan juga jadi teladan bagi anak-anaknya kelak. Amin ya rabbal’alamin.


alhamdulillah... akhirnya blog himi persis sukabumi jadi juga